Minggu, 14 Desember 2014

Tehnik Budidaya Cabe Merah

1 komentar


A. PENDAHULUAN
Cabai merah dapat ditanam di dataran tinggi maupun rendah, pH 5-6. Bertanam cabai dihadapkan dengan berbagai masalah (resiko), diantaranya, teknis budidaya cabe merah, kekurangan unsur, serangan hama dan penyakit, dll.

PT. Natural Nusantara
 ( NASA ) berupaya membantu penyelesaian masalah tersebut, agar terjadi peningkatan produksi cabai merah secara kuantitas, kualitas dan kelestarian ( K-3 ), sehingga petani dapat berkompetisi di era pasar bebas.

B. FASE PRATANAM
1. Pengolahan Lahan

  • Tebarkan pupuk kandang dosis 0,5 -1 ton/ 1000 m2
  • Diluku kemudian digaru (biarkan + 1 minggu)
  • Diberi Dolomit sebanyak 0,25 ton / 1000 m2
  • Dibuat bedengan lebar 100 cm dan parit selebar 80 cm
  • Siramkan SUPER NASA (1 bt) / NASA (1-2 bt)
  • Super Nasa : 1 btl dilarutkan dalam 3 liter air (jadi larutan induk). Setiap 50 lt air tambahkan 200 cc larutan induk atau 1 gembor ( + 10 liter ) diberi 1 sendok makan peresSUPER NASA dan siramkan ke bedengan + 5-10 m.
  • POC NASA : 1 gembor ( + 10 liter ) diberi 2-4 tutup POC NASA dan siramkan ke bedengan sepanjang + 5 - 10 meter.
  • Campurkan GLIO 100 - 200 gr ( 1 - 2 bungkus ) dengan 50 - 100 kg pupuk kandang, biarkan 1 minggu dan sebarkan ke bedengan.
  • Bedengan ditutup mulsa plastik dan dilubangi, jarak tanam 60 cm x 70 cm pola zig zag ( biarkan + 1 - 2 minggu ).
2. Benih

  • Kebutuhan per 1000 m2 1 - 1,25 sachet Natural CK -10 atau CK-11 dan Natural CS-20, CB-30Biji direndam dengan POC NASA dosis 0,5 - 1 tutup / liter air hangat kemudian diperam semalam.
C. FASE PERSEMAIAN ( 0-30 HARI)
1. Persiapan Persemaian

  • Arah persemaian menghadap ke timur dengan naungan atap plastik atau rumbia.
  • Media tumbuh dari campuran tanah dan pupuk kandang atau kompos yang telah disaring, perbandingan 3 : 1.
  • Pupuk kandang sebelum dipakai dicampur dengan GLIO 100 gr dalam 25-50 kg pupuk kandang dan didiamkan selama + 1 minggu. Media dimasukkan polibag bibit ukuran 4 x 6 cm atau contong daun pisang.
2. Penyemaian

  • Biji cabai diletakkan satu per satu tiap polibag, lalu ditutup selapis tanah + pupuk kandang matang yang telah disaring
  • Semprot POC NASA dosis 1-2 ttp/tangki umur 10, 17 HSS
  • Penyiraman dilakukan setiap hari pada pagi atau sore hari untuk menjaga kelembaban
3. Pengamatan Hama & Penyakit
a. Penyakit

  • Rebah semai (dumping off), gejalanya tanaman terkulai karena batang busuk , disebabkan oleh cendawan Phytium sp. & Rhizoctonia sp. Cara pengendalian: tanaman yg terserang dibuang bersama dengan tanah, mengatur kelembaban dengan mengurangi naungan dan penyiraman, jika serangan tinggi siram GLIO 1 sendok makan (± 10 gr) per 10 liter air.
  • Embun bulu, ditandai adanya bercak klorosis dengan permukaan berbulu pada daun atau kotil yg disebabkan cendawan Peronospora parasitica. Cara mengatasi seperti penyakit rebah semai.
  • Kelompok Virus, gejalanya pertumbuhan bibit terhambat dan warna daun mosaik atau pucat. Gejala timbul lebih jelas setelah tanaman berumur lebih dari 2 minggu. Cara mengatasi; bibit terserang dicabut dan dibakar, semprot vektor virus dengan BVR atau PESTONA.
b. H a m a

  • Kutu Daun Persik (Aphid sp.), Perhatikan permukaan daun bagian bawah atau lipatan pucuk daun, biasanya kutu daun persik bersembunyi di bawah daun. Pijit dengan jari koloni kutu yg ditemukan, semprot dengan BVR atau PESTONA.
  • Hama Thrip parvispinus, gejala serangan daun berkerut dan bercak klorosis karena cairan daun diisap, lapisan bawah daun berwarna keperak-perakan atau seperti tembaga. Biasanya koloni berkeliaran di bawah daun. Pengamatan pada pagi atau sore hari karena hama akan keluar pada waktu teduh. Serangan parah semprot dengan BVR atauPESTONA untuk mengurangi penyebaran.
  • Hama Tungau (Polyphagotarsonemus latus). Gejala serangan daun berwarna kuning kecoklatan menggulung terpuntir ke bagian bawah sepanjang tulang daun. Pucuk menebal dan berguguran sehingga tinggal batang dan cabang. Perhatikan daun muda, bila menggulung dan mengeras itu tandanya terserang tungau. Cara mengatasi seperti pada Aphis dan Thrip
D. FASE TANAM
1. Pemilihan Bibit

  • Pilih bibit seragam, sehat, kuat dan tumbuh mulus
  • Bibit memiliki 5-6 helai daun (umur 21 - 30 hari)
2. Cara Tanam

  • Waktu tanam pagi atau sore hari , bila panas terik ditunda.
  • Plastik polibag dilepas
  • Setelah penanaman selesai, tanaman langsung disiram /disemprot POC NASA 3-4 tutup/ tangki.
3. Pengamatan Hama

  • Ulat Tanah ( Agrotis ipsilon ), aktif malam hari untuk kopulasi, makan dan bertelur. Ulat makan tanaman muda dengan jalan memotong batang atau tangkai daun. Siang hari sembunyi dalam tanah disekitar tanaman terserang. Setiap ulat yang ditemukan dikumpulkan lalu dibunuh, serangan berat semprot dengan PESTONA atau VIREXI
  • Ulat Grayak ( Spodoptera litura & S. exigua ). Ciri ulat yang baru menetas / masih kecil berwarna hijau dengan bintik hitam di kedua sisi dari perut/badan ulat, terdapat bercak segitiga pada bagian punggungnya (seperti bulan sabit). Gejala serangan, larva memakan permukaan bawah daun dan daging buah dengan kerusakan berupa bintil-bintil atau lubang-lubang besar. Serangan parah, daun cabai gundul sehingga tinggal ranting-rantingnya saja. Telur dikumpulkan lalu dimusnahkan, menyiangi rumput di sekitar tanaman yang digunakan untuk persembunyian. Semprot dengan VITURA, VIREXI atauPESTONA.
  • Bekicot/siput. Memakan tanaman, terutama menyerang malam hari. Dicari di sekitar pertanaman ( kadang di bawah mulsa) dan buang ke luar areal.
E. FASE PENGELOLAAN TANAMAN (7-70 HST)
Penyiraman dapat dilakukan dengan pengocoran tiap tanaman atau penggenangan (dilep) jika dirasa kering.
Pemupukan lewat pengocoran dilakukan seminggu sekali tiap lubang. Pupuk kocoran merupakan perbandingan campuran pupuk makro Urea : SP 36 : KCl : NASA = (250 : 250 : 250) gr dalam 50 liter ( 1 tong kecil) larutan. Diberikan umur 1 - 4 minggu dosis 250 cc/lubang, sedang umur 5-12 minggu dengan perbandingan pupuk makro Urea : TSP : KCl : NASA = (500 : 250 : 250) gr dalam 50 liter air, dengan dosis 500 cc/lubang.
Kebutuhan total pupuk makro 1000 m2 :

Jenis Pupuk      1 - 4 minggu ( kg )       5 - 12 minggu ( kg )
Urea                            7                            56
SP-36                          7                            28
KCL                             7                            28

Catatan :
Umur 1 - 4 mg 4 kali aplikasi (± 7 tong/ aplikasi)
Umur 5-12 mg 8 kali aplikasi (± 14 tong/aplikasi)
Penyemprotan
 POC NASA ke tanaman dengan dosis 3-5 tutup / tangki pada umur 10, 20, kemudian pada umur 30, 40 dan 50 HST POC NASA + Hormonik dosis 1-2 tutup/tangki.
Perempelan, sisakan 2-3 cabang utama / produksi mulai umur 15 - 30 hr.

Pengamatan Hama dan Penyakit

  • Spodoptera litura/ Ulat grayak Lihat depan.
  • Kutu - kutuan ( Aphis, Thrips, Tungau ), lihat fase persemaian.
  • Penyakit Layu, disebabkan beberapa jamur antara lain Fusarium, Phytium dan Rhizoctonia. Gejala serangan tanaman layu secara tiba-tiba, mengering dan gugur daun. Tanaman layu dimusnahkan dan untuk mengurangi penyebaran, sebarkan GLIO
  • Penyakit Bercak Daun, Cercospora capsici. Jamur ini menyerang pada musim hujan diawali pada daun tua bagian bawah. Gejala serangan berupa bercak dalam berbagai ukuran dengan bagian tengah berwarna abu-abu atau putih, kadang bagian tengah ini sobek atau berlubang. Daun menguning sebelum waktunya dan gugur, tinggal buah dan ranting saja. Akibatnya buah menjadi rusak karena terbakar sinar matahari. Pengamatan pada daun tua.
  • Lalat Buah (Dacus dorsalis), Gejala serangan buah yang telah berisi belatung akan menjadi keropos karena isinya dimakan, buah sering gugur muda atau berubah bentuknya. Lubang buah memungkinkan bakteri pembusuk mudah masuk sehingga buah busuk basah. Sebagai vektor Antraknose. Pengamatan ditujukan pada buah cabai busuk, kumpulkan dan musnahkan. Lalat buah dipantau dengan perangkap berbahan aktif Metil Eugenol 40 buah / ha
  • Penyakit Busuk Buah Antraknosa (Colletotrichum gloeosporioides), gejala serangan mula-mula bercak atau totol-totol pada buah yang membusuk melebar dan berkembang menjadi warna orange, abu-abu atau hitam. Bagian tengah bercak terlihat garis-garis melingkar penuh titik spora berwarna hitam. Serangan berat menyebabkan seluruh bagian buah mengering. Pengamatan dilakukan pada buah merah dan hijau tua. Buah terserang dikumpulkan dan dimusnahkan pada waktu panen dipisahkan. Serangan berat sebari dengan GLIO di bawah tanaman.
F. FASE PANEN DAN PASCA PANEN
1. Pemanenan

  • Panen pertama sekitar umur 60-75 hari
  • Panen kedua dan seterusnya 2-3 hari dengan jumlah panen bisa mencapai 30-40 kali atau lebih tergantung ketinggian tempat dan cara budidayanya
  • Setelah pemetikan ke-3 disemprot dengan POC NASA + Hormonik dan dipupuk dengan perbandingan seperti diatas, dosis 500 cc/ph2.
2. Cara panen :

  • Buah dipanen tidak terlalu tua (kemasakan 80-90%)
  • Pemanenan yang baik pagi hari setelah embun kering
  • Penyortiran dilakukan sejak di lahan
  • Simpan ditempat yang teduh
3. Pengamatan Hama & Penyakit

  • Kumpulkan dan musnahkan buah yang busuk / rusak


UNTUK PEMESANAN PUPUK ORGANIK NASA INI HUBUNGI
DISTRIBUTOR PT NASA JOGJA
WHATSAPP/ SMS/ CALL
+6285643490180 / +6289619492773
PIN BB 74901382


Kamis, 26 Juni 2014

Natural VITURA

0 komentar



NATURAL VITURA
Pupuk Organik Nasa menghadirkan produk NATURAL VITURA yang mempunyai  spesifikasi / khusus Ulat grayak (spodoptera litura) pada tanaman Cabai,Kedelai,Kacang-kacangan,Kubis, Dan sayuran lainnya,serta tembakau.

Keunggulan  Organik Nasa ( Natural Vitura ) :
  1. Mempunyai efektifitas sangat tinggi terhadap ulat grayak (spodoptera litura)
  2. Tidak mengganggu musuh alami lain
  3. Mudah menyebar
  4. Aman bagi manusia,hewan dan lingkungan
  5. Mendukung pertanian berkelanjutan


Gambaran cara kerja natural vitura
Peringatan :

  • jangan dicampur dengan pestisida kimia
  • Simpan di tempat yang sejuk dan terlindung dari sinar matahari secara langsung

Sabtu, 21 Juni 2014

Natural VIREXI

0 komentar



Pupuk Organik Nasa yang berupa pestisida organik ( Natural Virexi ) dapat membantu petani untuk membasmi ulat grayak ( ulat tentara ) Spodoptera exigua pada tanaman bawang merah,bawang daun dan bawang putih.
Keunggulan organik natural ( Natural Virexi ) :
  • Mempunyai efektifitas sangat tinggi terhadap ulat grayak ( spodoptera exigua ).
  • Tidak mengganggu musuh alami lain.
  • Mudah menyebar.
  • Aman bagi manusia,hewan dan lingkungan.
  • mendukung pertanian berkelanjutan.

CIRI ULAT GRAYAK :
  • Ulat muda berwarna hijau.
  • Ulat dewasa ( S. exigua hijau tua dan S. litura coklat kehitaman ).
  • Terdapat garis hitam melingkar pada ruas perut pertama ( S.exigua samar dan S. litura jelas ).
  • Terdapat garis kuning / putih memanjang sepanjang tubuh.
  • Terdapat bulatan/bulan sabit hitam pada bagian kiri dan kanan perut sepanjang tubuh
MENGAPA VIREXI :

  • Efektifitas sangat tinggi terhadap ulat grayak ( Spodoptera lexigua ).
  • Tidak mengganggu musuh alami lain.
  • Mudah menyebar.
  • Aman bagi manusia, hewan dan lingkungan.
  • Mendukung pertanian berkelanjutan
SASARAN
Spesifik/khusus Ulat grayak ( ulat tentara ) Spodoptera exigua pada tanaman Bawang Merah, Bawang Daun, dan Bawang putih.

Peringatan :
  • jangan dicampur dengan pestisida kimia.
  • Simpan di tempat yang sejuk dan terlindung dari sinar matahari secara langsung.

ASAL MULA BIBIT DURIAN BAWOR

5 komentar
ASAL MULA BIBIT DURIAN BAWOR BESERTA KELEBIHANNYA

Bagi penggemar durian lokal, anda tidak perlu bersusah hati karena makin langkanya durian lokal unggulan semacam durian petruk. Jangan khawatir, belakangan ini muncul varian durian baru yang luar biasa kualitasnya. Durian ini dinamai sebagai “durian Bhinneka Bawor” (lebih dikenal dengan nama durian bawor) oleh pak Sarno, penciptanya. Bawor adalah nama lain dari sosok punakawan “Bagong”, saudara si “Petruk”. Di Banyumas bagong lebih popular dengan nama alias “Bawor” tersebut..

DURIAN BAWOR atau DURIAN BHINNEKA BAWOR, tanaman ini menjadi unggulan dari bibit tanaman durian. Untuk saat ini mungkin masih jarang yang tau dengan bibit tanaman durian bawor karena jenis tanaman ini masih tergolong baru. Harga bibit tanaman ini juga lebih mahal dari bibit tanaman durian lainnya. Tentunya diimbangi dengan kualitas dari bibit itu sendiri yang memiliku mutu juga lebih baik.
Bibit durian ini adalah hasil dari berbagai macam jenis sepesies durian di jadikan menjadi 1 batang dengan batang pokoknya bibit durian montong, dari sepesies-sepesies yang lain di carikan bibit durian lokal yang mutu nya bagus sehingga menghasilkan mutu buah yang lebih bagus.

Nama lengkap pencipta varian durian Bawor adalah Sarno Ahmad Darsono, seorang guru sekolah dasar di Alas Malang, Kemranjen, Banyumas. Pada tahun 1996, pria yang sedari kecil sudah akrab dengan buah berduri itu menggabungkan 35 varietas pohon durian unggulan di Indonesia dan import. Pak Sarno akhirnya menerima penghargaan Satya Lencana Wira Karya dari Presiden sebagai Petani Penangkar Durian Unggul pada 2004.


Durian bhinneka bawor (durian bawor) itu, juga memiliki daging buah yang tebal dan berwarna oranye, tapi bijinya kecil dan tipis. Sementara rasanya legit, agak sedikit pahit. Sedangkan bobot matangnya rata-rata 6−9 kg dan bobot maksimalnya mencapai 15 kg. Selain itu, semakin tua si pohon, semakin lebat buahnya.


Seperti apakah penampakan durian Bawor yang setebal Durian Monthong dan selegit Durian Petruk tersebut? Apakah Durian Bawor ini akan menjadi pesaing utama Durian Monthong yang konon asal bibit indukannya adalah Durian Indonesia juga yang asal Kalimantan?




Menurut saya Durian Bawor ini jauh lebih berkelas dari Durian Monthong. Buahnya tebal, rasanya soft legit. Tangan setelah memegang buah duriannya kita baui maka terasa tidak terlalu menyengat, padahal rasanya luegitt lho.
Berikut ini penampakan Durian Bawor.


gambar ini adalah gambar Durian Bawor yang jenis nya berwarna kuning. Selain yang berwarna kuning juga ada durian bawor yang berwarna orange menyala. 

Kelebihan durian bawor warna kuning adalah saat buah tidak terlalu matang, durian tetap berasa manis. Sedang yang berwarna orange menyala, saat tidak terlalu matang buah berasa lebih tawar tetapi saat sudah matang buahnya terasa lebih pahit legit!

Musim durian biasanya terjadi sekali dalam setahun. Berbeda dengan Durian pada umumnya, pohon Durian Bawor mempunyai keistimewaan yang bernilai ekonomis tinggi, yaitu pohon berbunga dan berbuah sepanjang tahun! Sehingga, pohon dapat dipanen tiga kali dalam setahun. Sementara, harga buahnya lebih mahal dari durian monthong, yaitu Rp50 ribu untuk setiap kilogramnya.

Saya rasa pantas jika harga buahnya lebih mahal dari durian monthong karena durian bawor ini memang lebih berkualitas dan lebih enak.



Pohon Durian Bawor ini mulai umur 3 tahun sudah belajar berbuah, bahkan ada yang sudah mampu berproduksi sampai 30 buah per pohon pada usia 3 tahun. banyaknya kaki bertujuan untuk menyerap zat hara dari dalam tanah dengan kekuatan lebih dari 1 batang pohon. 


Perkiraan HASIL PANEN PERTAMA
Untuk bisnis skala rumah tangga, kita dapat memberdayakan pekarangan rumah. Lahan yang diperlukan adalah lahan berukuran luas lahan 10 m². Dengan lahan seluas itu, dibutuhkan 1−2 bibit pohon.

Dengan produksi ± 30 buah x 2 pohon = 60 buah. Asumsi bobot minimal 6 kg per buah dan harga buah @Rp30.000,- per kg akan menghasilkan Rp10.800.000,- saat panen.
Saya terus terang tergelitik melihat ada yang update status seperti ini:

Andai kata punya 200 pohon durian yg buah 150ph rata2/phn 40 biji total buah 6000biji rata 4kg jadi 24ton x25rb bingung juga kalau 1th dapet segitu
Anda berminat menanamnya???


segera order via telp/sms 089619492773 / whatsap 085643490180 / pin BB 74901382

format order >>> NAMA#DURIAN BAWOR#JUMLAH#ALAMAT LENGKAP



Selasa, 17 Juni 2014

Natural PENTANA

0 komentar



PENTANA dapat digunakan untuk mengendalikan hama Kutu-kutuan, Kutu Kebul, Kutu Putih, Thrips sp, Aphis sp dan Ulat. Natural PENTANA merupakan salah satu alternatif pengendalian hama yang efektif, efisien dan ramah lingkungan. Dibuat dari saripati beberapa tumbuhan khusus dengan proses alami. Keunggulan dari PENTANA, merupakan pengendali hama organik, mengendalikan hama sasaran secara cepat, mudah diaplikasikan di lapangan, tidak membunuh musuh alami, tidak mencemari lingkungan, mudah terurai (biodegradable).

6 KEUNGGULAN NATURAL PENTANA
  1. Merupakan pengendali hama organik.
  2. Mengendalikan hama sasaran secara cepat
  3. Mudah diaplikasikan di lapangan
  4. Tidak membunuh musuh alami
  5. Tidak mencemari lingkungan
  6. Mudah terurai (biodegradable)

ATURAN CARA PAKAI

Campurkan 15-45 cc Pentana dan Aero810 dan sedikit air dalam wadah, Aduk rata lalu tuangkan ke tangki semprot dan tambah air hingga penuh lalu semprotkan tepat mengenai hama sasaran pada sore hari.

HAMA SASARAN UTAMA

Nama
Dosis
Komoditi
Thrips sp
Aphis sp
1-3 cc/lt
1-3 cc/lt
Cabai, Terong, Tanaman hias, Kacang panjang, Tomat, Jeruk, jagung, Semangka, Melon,dll

Nama
Dosis
komoditi
Kutu-kutuan ( kutu kebul, Kutu putih, dll)
1-3 cc/lt
1-3 cc/lt
Cabai, Tomat, Kacang-kacangan, Semangka, Terong, Teh, Jeruk, Mangga, dll




Natural Pentana merupakan salah satu alternatif pengendali hama yang Efektif - Efisien - Ramah Lingkungan yang dibuat dari beberapa saripati tumbuhan khusus dengan proses yang alami.

Hubungi Distributor Produk Nasa dan Pupuk Organik Nasa
Phone / sms 089619492773
Whatsap 085643490180
Pin BlackBerry 74901382




Artikel terkait 







Sabtu, 14 Juni 2014

Natural BVR

0 komentar


Natural BVR merupakan produk pengendali hama & penyakit tanaman dari PT. Natural Nusantara. Natural BVR efektif dan efisien terhadap hama sasaran, tidak mematikan musuh alami, selaras keseimbangan alam, mudah dan relatif murah, aman terhadap lingkungan, manusia dan hewan, mendukung program pertanian berkelanjutan.
Natural BVR masuk melalui mulut serangga hama, kemudian tumbuh dan berkembang menghancurkan sistem organ dari dalam. BVR menempel pada kulit hama dan mengeluarkan enzim (Kitinase, Protease, Lipase) untuk menghancurkan kulit. BVR mengeluarkan racun (Beauvericin, Beauveroilides, Asam oksalat) untuk membunuh hama. Miselium tumbuh secara progresif dan muncul badan buah berwarna putih pada hama yang mati, jika hama terinfeksi tersinggung hama sehat, maka hama akan tertulari, penularan dapat melalui angin. Kematian hama berkisar + 4-8 hari setelah terinfeksi BVR.
HAMA SASARAN BVR
  • Hama wereng, walang sangit, kutu-kutuan, ulat kubis

CARA KERJA BVR
  • jamur Beuvaria Bassiana masuk ke dalam bagian tanaman, jika termakan oleh hama, jamur akan mengeluarkan enzim khitinase, protease, dan lipase yang merusak saluran pencernaan hama dan menembus seluruh tubuh hama sehingga hama mati perlahan. Hama yang terinfeksi jamur BVR bisa menularkan jamur BVR kepada hama yang lain.
CARA PEMAKAIAN BVR
  • Campurkan per tangki + Natural BVR 30 gr + ½ tutup AERO 810. Semprot pada sore hari. Penyemprotan boleh dicampur POC NASA + Hormonik. Tidak boleh dicampur pestisida kimia.


 
© 2013 PRODUK PT. NATURAL NUSANTARA | Designed by Making Different | Provided by All Tech Buzz | Powered by Blogger